Guru Garis Depan: Program Percepatan Pemerataan dan Kualitas Pendidikan di Indonesia

Sejalan dengan tema “Percepat Pendidikan yang Merata dan Berkualitas” yang diangkat pada peringatan Hari Pendidikan Nasional, tanggal 2 Mei 2017. Pemerintah mencanangkan akan kembali mendistribusikan ribuan guru ke daerah-daerah 3T yang tersebar di seluruh kepulauan Indonesia. Ini merupakan upaya pemerintah dalam melakukan percepatan pemerataan dan kualitas pendidikan di daerah-daerah pedalaman Indonesia.
Sebagaimana yang sudah dijelaskan dalam buku Kilasan Setahun Kinerja Kemendikbud pada tahun 2015 lalu, seperti berikut. “Negara harus hadir secara permanen, bukan temporer seperti selama ini yang negara lakukan lewat program SM-3T. Karena itu Kemendikbud membuat program terobosan: Guru Garis Depan.”

Program Guru Garis Depan ini bisa dikatakan sebagai metamorfosa dari gerakan Indonesia Mengajar. Mengapa demikian, karena pada saat itu yang memprakarsai munculnya program Guru Garis Depan adalah Anies Baswedan. Sebagaimana yang kita sudah ketahui bersama, Beliau juga adalah orang yang memprakarsai gerakan Indonesia Mengajar. Kemudian ketika Pak Anies diangkat menjadi Mendikbud, lahirlah program Guru Garis Depan itu.

Dilansir dari pknpedia.blogspot.com (10/3/2017), program GGD ini juga merupakan tindak lanjut dari adanya program sebelumnya yakni Sarjana Mendidik di Daerah 3T (SM-3T). Dimana sebelumnya, para potensi GGD ini sudah melalui beberapa tahapan tes seperti: seleksi (administrasi, online, wawancara, prakondisi), pengabdian selama 1 tahun di daerah 3T, pendidikan profesi berasrama selama 1 tahun, dan tes CPNS/CASN berbasis CAT. Baru kemudian setelah dinyatakan lulus dari tes CPNS/CASN mereka resmi menjadi Guru Garis Depan.

Program GGD ini sudah dua kali diluncurkan oleh pemerintah pusat, pertama pada tahun 2015 telah berhasil memberangkatkan 798 guru profesional ke 28 Kabupaten di daerah 3T yang tersebar di empat Provinsi yakni Aceh, NTT, Papua, dan Papua Barat. Sejumlah 798 GGD angkatan I tersebut dilepas oleh  Presiden Joko Widodo dan Mentri Anies Baswedan (ketika itu) di Istana Negara pada bulan Juli tahun 2015 lalu.

Pada tahun 2016 lalu pemerintah kembali membuka program GGD untuk angkatan ke II dengan kuota sebanyak 7.000 guru. Namun sampai saat ini, belum ada pengumuman kelulusan dari ke 6.296 potensi GGD II yang sudah mengikuti seleksi CPNS/CASN pada bulan September tahun 2016 lalu. Setelah dinyatakan lulus, para guru tersebut akan ditempatkan di 93 kabupaten di seluruh Indonesia sebagai PNS untuk tahun ini.

Semoga dengan adanya program Guru Garis Depan ini, pendidikan di daerah-daerah terpencil, terluar, dan terdepan Indonesia tidak lagi kekurangan pendidik. Sehingga pendidikan di Indonesia bisa merata dan tidak terjadi penumpukan di kota-kota besar saja. Selain itu, dengan adanya para GGD ini besar harapan kualitas pendidikan di Indonesia bisa semakin meningkat.

Selamat Hari Pendidikan Nasional

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Guru Garis Depan: Program Percepatan Pemerataan dan Kualitas Pendidikan di Indonesia"