Perjalanan mudik pada libur lebaran tahun 2019 ini merupakan perjalanan terpanjang kali pertama yang saya tempuh bersama keluarga kecil dari perantauan menuju ke kampung halaman. Tempat tugas yang berada di luar Jawa tepatnya di wilayah Kepulauan Riau membuat saya yang berasal dari Pulau Jawa kadang harus membuat rencana yang matang untuk bisa mudik ke kampung halaman. Selain jarak yang sangat jauh, transportasi juga agak sulit, ditambah lagi dengan harga tiket yang seringkali melonjak tinggi pada saat-saat mendekati waktu liburan.
Meski demikian, bukan menjadi penghalang bagi kami untuk bisa mudik ke kampung halaman agar bisa berkunjung ke rumah orangtua dan saudara-saudara disana. Kadang yang kami jadikan untuk pertimbangan bukanlah masalah uang tapi kondisi fisik dari anak kami yang saat itu baru berumur 22 bulan.
Alhamdulilahnya pada mudik lebaran kemarin, di perjalanan tidak terjadi apa-apa. Anak kami berhasil melalui rute perjalanan panjang dengan memakai berbagai alat transportasi, mulai dari mobil, pesawat, kapal laut, dan kereta.
Trip panjang yang dilalui untuk sampai ke rumah ternyata tak membuat kondisi fisik anak tetap bugar. Sesampainya di rumah kondisinya sempat drop, begitupun dengan mamaknya. Bagaimana tidak, perjalanan 13 jam dengan berganti kurang lebihnya 15 transportasi pastinya akan menguras banyak energi apalagi pada bayi.
Perjalanan kami dimulai dari Rumah di Anambas (tempat tugas istri) menuju ke Bandara Matak (Palmatak) menggunakan jemputan mobil yang disediakan oleh pihak Bandara. Dari Anambas menuju ke Bandara Tanjung Pinang (tempat tugas saya) menggunakan Pesawat Konoko (35 orang). Sesampainya di Bandara Tanjung Pinang lanjut menggunakan taxi Bandara menuju penginapan yang ada di dekat pelabuhan Tanjung Pinang untuk rehat sejenak. Besoknya lanjut ke pelabuhan dengan menggunakan angkot dan melanjutkan perjalanan menuju ke pelabuhan Punggur yang ada di Batam. Dari pelabuhan Punggur langsung memesan taxi menuju ke Bandara Hang Nadim Batam. Setelah landing hampir satu jam, penerbangan dilangsungkan menuju ke Bandara Halim Jakarta. Dari Bandara Halim kami langsung memesan jasa Grab Car untuk mengantar ke Stasiun Gambir.
Sesampainya di Gambir, kami sejenak rehat untuk mengisi perut juga menyegarkan tenggorokan sambil menunggu waktu kedatangan dan keberangkatan Kereta Cirebon Ekspres menuju ke Stasiun Haurgeulis Indramayu. Tiba sampai Stasiun Haurgeulis pukul 1 malam, untuk sampaik ke rumah masih harus memakan waktu 1 jam lagi dengan menggunakan kendaraan pribadi dan perjalanan kamipun sampailah ke kampung halaman keluarga di Indramayu.
Selama 5 hari, kondisi kami masih belum fit betul apalagi kondisi anak yang kemungkinan kelelahan dan kecapean di perjalanan membuatnya menjadi rewel dan tidak betah di rumah. Untungnya dari hari ke hari kondisinya semakin terlihat membaik, sayangnya masih belum menunjukkan adanya kenyamanan. Sehingga sulit sekali untuk mengajaknya bermain bersama kakek dan neneknya. Libur lebaran yang hanya 10 hari harus kami bagi setengah ke tempat kelahiran saya dan setengahnya ke tempat istri di Mangunan, Bantul, DIY. Syukurnya pas di rumah Mangunan kondisi anak sudah pulih dan selama liburan disana menjadi terasa nyaman.
Tak terasa waktu liburan lebaran sudah hampir usai dan tibalah waktunya kami untuk kembali ke tempat penugasan melanjutkan tugas mulia sebagai pendidik anak-anak di daerah 3T. Salam GGDers!
0 Response to "Rute Panjang Mudik (Lebaran) ke Kampung Halaman"
Post a Comment